KOMUNIKASI PEMASARAN SEBAGAI STRATEGI MEMPERLUAS PASAR
Jatmiko
Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
jatmiko@esaunggul.ac.id
Abstract
In marketing communications as a tool not only to make contact
relationships with customers and prospects, as well as a marketing
communication tool to ensure be associated with a variety of
stakeholders in a product. The use of media in a communication process
needs to consider the possibility of distortion or constraints that
arise. Distortions or obstacles can cause miscommunication conditions,
which communicates the message delivered by the deemed to fail because
communication gave the rakasi different from that expected by the
communicator. They may be caused by a variety of differences in
interpretation of the message. Marketing communications more emphasis on
direct fulfillment products or services required by consumers. Thus,
marketing is always trying to improve the economic exchange relationship
between the organization and its customers. Marketing communication has
a very important role for the company to perform imaging on a
particular brand. In addition to marketing communications to develop
consumer awareness of products / services produced by the company. So
that consumers know the product / service being offered, so can
stimulate sales. Along with the times, now better known marketing
communications integrated marketing communications, which means that a
concept of marketing communications planning that recognizes the added
value of a comprehensive plan that evaluates the strategic roles of a
variety of disciplines such as communication, print-electronic media
advertising, direct response, promotions sales, and public relations
(public relations) and combines these disciplines to provide clarity,
consistency and maximum communication impact. In the expansion of the
market through marketing communications through basically a placement
company mission or goal-setting organization with an emphasis on the
external and internal forces, formulation of policies and strategies to
achieve goals and ensure proper implementation, so that the main goals
and objectives of the organization as a market expansion step can
achieved. Marketing and Public Relations as a marketing communications
tool that combines marketing strategy and program execution (Marketing
Strategy Implementation) with the activity of PR work program (Work
Program of Public Relations), there are three important strategies that
can be done is push strategy, pull strategy, pass strategy.Keywords: marketing communication, contact relationship, strategy
Abstrak
Dalam komunikasi pemasaran tidak saja sebagai alat untuk melakukan
kontak hubungan dengan para konsumen dan calon konsumen, komunikasi
pemasaran juga sebagai alat untuk menjamin dapat berhubungan dengan
berbagai pihak yang berkepentingan terhadap suatu produk. Penggunaan
media pada sebuah proses komunikasi perlu mempertimbangkan kemungkinan
distorsi atau kendala-kendala yang muncul. Distorsi atau kendala dapat
menyebabkan kondisi salah komunikasi (miss communications), dimana pesan yang disampaikan oleh komuniksi dinggap gagal (fail) karena
komunikasi meberikan rakasi yang berbeda dari yang diharapkan oleh
komunikator. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ragam perbedaan
penafsiran atas pesan yang disampaikan. Komunikasi pemasaran lebih
menekankan pada pemenuhan secara langsung produk atau jasa yang
diperlukan oleh konsumen. Dengan demikian pemasaran senantiasa berupaya
untuk meningkatkan hubungan pertukaran ekonomi antara organisasi dan
konsumennya. Komunikasi pemasaran mempunyai peran yang sangat penting
bagi perusahaan untuk melakukan pencitraan (image) atas
suatu merek tertentu. Selain itu dengan komunikasi pemasaran dapat
mengembangkan kesadaran konsumen terhadap produk/jasa yang dihasilkan
perusahaan. Sehingga konsumen mengenal produk/jasa yang ditawarkan,
dengan begitu dapat merangsang terjadinya penjualan. Seiring dengan
perkembangan zaman, kini komunikasi pemasaran lebih dikenal dengan
komunikasi pemasaran terpadu, yang artinya suatu konsep perencanaan
komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari suatu rencana
komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin
komunikasi misalnya, iklan media cetak-elektronik, respon langsung,
promosi penjualan, dan hubungan masyarakat (public relations)
dan menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna memberikan kejelasan,
konsistensi serta dampak komunikasi yang maksimal.Dalam perluasan pasar
melalui melalui komunikasi pemasaran pada dasarnya merupakan penempatan
misi perusahaan atau penetapan sasaran organisasi dengan penekanan pada
kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijaksanaan dan strategi
tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara
tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi sebagai langkah
perluasan pasar dapat tercapai. Marketing Public Relations sebagai alat komunikasi pemasaran yang memadukan pelaksanaan program dan strategi pemasaran (Marketing Strategi Implementation) dengan aktivitas program kerja PR (Work Program of Public Relations), terdapat tiga strategi penting yang dapat dilakukan yaitu strategi mendorong (push strategy), strategi menarik (pull strategy), strategi mempengaruhi (pass strategy).Kata kunci: komunikasi pemasaran, kontak hubungan, strategi
Pendahuluan
Komunikasi pemasaran (marketing communi cation)
dalam implementasi program strategi pemasaran merupakan tahapan proses
atau langkah-langkah yang tidak dapat dipandang remeh, hal ini
disebabpkan sebagus apapun rencana strategi pemasaran yang dirancang
sesuai dengan kondisi dan posisi persaingan industrinya suatu produk,
maka bila proses komunikasi pemasaran tidak dijalankan secara efektif
dan efisien pasar sasaran (target market) tidak tahu bahwa
produk yang dinginkan dan diminta konsumen beredar di pasar. Menurut
Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2009), komunikasi pemasaran
adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membijuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung, tentang
produk dan merek yang dijual. Intinya komunikasi pemasaran
mempresentasikan suara perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana
dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan
konsumen. Kotler & Kevin (2009), menegaskan bahwa komunikasi
pemasaran juga banyak melaksanakan fungsi bagi
konsumen. Komunikasi pemasaran dapat
memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan
mengapa produk itu digunakan, oleh orang macam apa, serta dimana dan
kapan. Konsumen dapat mempelajari tentang produk apa, siapa yang
memproduksi, mereknya apa, cocok dikonsumsi oleh siapa, apa keunggulan
nya, dapat diperoleh di mana, dan bagaimana caranya memperoleh produk
itu. Dengan demikian koumilasi pemasaran memiliki peren yang sangat
penting bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produk yang dipasarkan
kepada pasar sasaran secara lebih luas, bahkan dapat berkontribusi
terhadap ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra (image)
merek, serta mendorong penjualan, dan memperluas pasar. Kontribusi
komunikasi pemasaran dalam membentuk ekuitas merek melalui bauran
komunikasi komunikasi (marketing communication mix) dan kerangka dasar komunikasi umum (iklan,
promosi penjaualan,acara dan pengelaman, hubungan masyarakat dan
publisitas, pemasaran langsung & pemasaran intekaktif, dari mulut ke
mulut, dan penjualan personal) akan memben tuk pemahaman konsumen terhadap : Kesadaran merek; citra merek; respon merek; dan hubungan merek.
Pembahasan
Peran Komunikasi Pemasaran
Dalam operasional perusahaan komunikasi
pemasaran memiliki peran yang sangat penting, seperti yang disampaikan
Philip Kotler &Kevin Lane Killer dalam sebuah organisasi atau
perusahaan komunikasi pemasaran memiliki peranan memberikan informasi,
membujuk, mengingatkan kon sumen – secara langsung maupun tidak langsung
– tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran
melaksanakan banyak fungsi kepada konsumen atau pasar sasaran terutama
memberitahu dan memper lihatkan sputar bagaimana dan mengapa produk itu
digunakan, siapa pasar sasarannya, dimana dan kapan produk itu dapat
diperoleh. Lingkungan komunikasi pemasaran sesuai dengan perkem bangan
teknologi proses komunikasi juga mengalami perubahan, seperti halnya
akhir-akhir ini maraknya perkembangan internat. Tentunya ini juga akan
berpengaruh terhadap konsumen dalam memperoleh informasi suatu produk.
Komunikasi pemasaran mampu membentuk ekuitas merek
dan penjualan produk. Memang dikatakan oleh Kotler & Keller, dalam
perkembangan lingkungan komunikasi pemasaran yang perubahannya sangat
cepat komunikasi pemasaran melalui iklan bukanlah satu-satunya atau
bahkan yang paling penting dalam membentuk ekuitas merek dan mendorong
penjualan, namun dengan melalui bauran komunikasi pemasaran yang
dilaksanakan secara terintegrasi dapat meningkatkan ekuitas dan
mendoronga penjualan, bahkan dengan meluasnya komunikasi ini dapat
menjangkau pasar yang lebih luas. Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix)
agar dapat mendorong efektifitas dan efisiensi komunikasi pemasaran
terdiri dari delapan model komunikasi utama (Kotler & Keller, 2009),
antara lain :
- Iklan, yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.
- Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percoba an atau pembelian produk atau jasa.
- Acara dan pengalaman, kegiatan dan program yang diseponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.
- Hubungan masyarakat dan publisitas, beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
- Pemasaran langsung,penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau memintan respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
- Pemasaran interaktif, kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.
- Pemasaran dari mulut ke mulut, komuni kasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
- Penjualan personel, interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertayaan, dan pengadaan pesanan.
Kerangka dasar komunikasi pemasar an
oleh perusahaan dapat dirahkan untuk mempengaruhi konsumen terhadap
gaya, dan harga produk, bentuk dan warna kemasan, sikap dan cara
berpakaian wiraniaga, dekorasi toko, sebagai bentuk komunikasi kepada
pembeli. Kotler & Keller (2009), mengambarkan unsur-unsur dalam
kerangka dasar komunikasi umum sebagai alat komunikasi antara pemasar
dengan pembeli, seperti pada tabel 1.
Kegiatan komunikasi pemasaran juga
memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk ekuitas merek dan
mendorong efektivitas dan efisiensi penjualan suatu produk. Misalnya
dengan cara menciptakan kesadaran tentang merek, menciptakan penilaian
atau perasaan tentang merek yang positif, dan dapat memfasilitasi
koneksi merek-konsumen yang lebih kuat. Menurut Philip Kotler &
Kevin Lane Keller (2009), membangun merek melalui komunikasi pemasaran
terintegrasi, seperti pada gambar 1.
- Mengembangkan Komunikasi Pemasaran.
- Mengindentifikasi pasar sasaran.
Indentifikasi pasar sasaran pada pengem
bangan komunikasi pemasaran, tujuan dasarnya adalah untuk mengetahui
siapakah sebenarnya pasar sasaran dari sebuah aktifitas pemasaran
tersebut. Apakah mereka pembeli potensial produk perusahaan, pengguna,
pengambil keputusan, atau bahkan kelompok yang memberi pengaruh kepada
konsumen potensial. Selanjutnya juga perlu dilihat apakah pasar sasaran
tersbut setia pada merek perusahaan, ataukah kepada pesaing. Jawaban
yang diperoleh akan menentukan strategi komunikasi pemasaran yang harus
dilakukan. Selebihnya atas dasar jawaban yang diperoleh, akhirnya juga
dapat dilakukan analisis citra guna memberikan pandangan lebih jauh,
berdasarkan profil pasar sasaran terhadap pengetahuan merek.
Tabel 1
Kerangka Dasar Komunikasi Umum (Kotler & Keller, 2009)
Media
|
Bentuk Komunikasi
|
Iklan | Iklan cetak dan tayanganKemasan luar
Sisipan kemasan Film Brosur dan buklet Poster dan selebaran Direktori Cetak ulang iklan Papan iklan Tanda panjangan Pajangan titik pembelian Bahan audiovisual Simbul dan logo |
Promosi Penjualan | Kontes, permainan, undian, lotrePremi dan hadiah
Sampel Bazar dan pameran dagang Pameran Demonstrasi Kupon Rabat Pembiayaan berbunga rendah Hiburan Tunjangan pertukaran barang bekas |
Acara danPengalaman | OlahragaHiburan
Festival Seni Acara amal Tur pabrik Museum perusahaan |
HubunganMasyarakat dan Publisitas | Peralatan mediaPidato
Seminar Laporan tahunan Donasi amal Publikasi Hubungan komunitas Lobi Media indentitas Majalah perusahaan |
Pemasaran Langsung danPemasaran Interaktif | KatalogSurat
Telemarketing Belanja elektronik Belanja TV Surat faks Surat suara Blog Situs web |
Pemasaran dariMulut ke Mulut | Orang ke orangChat room Blog |
Penjualan Personal | Presentasi penjualanRapat penjualan
Program insentif Sampel Bazar dan pameran dagang |
Gambar 1
Komunikasi Pemasaran Terinte grasi Untuk Membangun Ekuitas Merek (Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009).
- Menentukan tujuan komunikasi.
Menentukan tujuan komunikasi pemasar an
sangat diperlukan agar proses komunikasi yang dilakukan dalam menawarkan
suatu produk perusahaan dapat secara efektif diterima oleh konsumennya.
Sesuai dengan model hirarki pengaruh, Rossiter dan Percy
mengindentifikasi empat kemungkinan tujuan komunikasi pemasaran seperti
sebagai berikut :
- § Kebutuhan kategori, menentukan produk atau jasa yang diperlukan untuk mengalihkan atau memuaskan perbe daan anggapan antara keadaan motivasi onal saat ini dan keadaan emosional yang diinginkan.
- § Keadaan merek, kemampuan untuk mengindentifikasi merek dalam kategori dengan cukup rinci untuk melakukan pembelian. Pengakuan lebih mudah dicapai dibandingkan ingatan konsu men.
- § Sikap merek, mengevaluasi merek dengan memperhatikan kemampuan anggapannya untuk memenuhi kebutuhan relevan saat ini. Kebutuhan merek relevan mungkin berorientasi negative atau berorientasi positif (gratifikasi indra, stimulasi intelektual, atau persetujuan social).
- § Maksud pembelian merek, Instruksi mandiri untuk membeli merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian. Tawaran promosi dalam bentuk kupon, atau penawaran dua untuk satu mendorong konsumen melakukan komitmen mental untuk mengambil produk.
- Merancang komunikasi.
Setelah dapat diketahui indentifikasi
pasar sasaran, dan tujuan komunikasi pema saran, selanjutnya pemasar
dapat meran cang komunikasi pemasaran dengan tujuan dapat mencapai
respon yang diinginkan. Menurut Kotler & Keller, paling tidak ada
tiga kaidah untuk mencapai respon yang dinginkan, antara lain :
- § Strategi pesan, manajemen mencari daya tarik, tema, atau ide yang terkait dengan positioning merek dan membantu menentukan titik paritas atau titik perbedaan. John Maloney, melihat pembeli mengharap satu dari empat jenis penghargaan dari produk; kepuasan rasional, indra, social, dan ego. Pembeli dapat mevisualisasikan penghargaan ini dari pengalaman hasil penggunaan, pengalaman produk ketika digunakan, atau penggunaan penga laman incidental.
- § Strategi kreatif, efektifitas komunikasi pemasaran tergantung pada bagaimana sebuah pesan diekspresikan, dan juga kandungan pesan itu sendiri. Jika komunikasi itu tidak efektif, komunikasi itu bisa berarti pesan yang salah digunakan, atau pesan yang benar diekspresikan dengan buruk. Untuk itu dapat kita golongkan sebagai daya tarik informasional (informational), dan transpormasional (transpormational).
- § Sumber pesan, banyak komunikasi pemasaran tidak menggunakan sumber di luar perusahaan. Komunikasi lainnya menggunakan orang terkenal atau orang tidak terkenal. Sumber pesan tentunya di keluarkan dari yang menarik pasar sasaran agar dapat berkontribusi lang sung pada efektifitas komunikasi pemasaran. Semakin efektif dalam mengkaitkan sumber pesan yang menarik pasar sasaran terhadap produk yang ditawarkan, maka respon dari pasar sasaran dapat dilihat hasilnya.
- Memilih saluran komunikasi pemasaran.
Saluran komunikasi pemasaran pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua antara lain :
- § Saluran komunikasi pribadi (personal communication channels), dua orang atau lebih berkomunikasi melalui tatap muka, telepon, e-mail. Di sini kita dapat menarik perbedaan antara saluran komunikasi, penasehat, ahli, dan social. Studi yang dilakukan oleh Burson-Marsteler dan Roper Starch Worlwide, menemukan bahwa rata-rata berita dari mulu ke mulut seseorang cenderung berpengaruh pada sikap pembelian dan dua orang lainnya. Jadi Kotler & Keller mengatakan bahwa komunikasi pribadi berpengaruh pada dua situasi yaitu; pada saat harga tinggi akan berpengaruh kurang bagus karena berisiko konsumen tidak mau beli, dan sebalikknya, yang jelas sering orang meminta rekomendasi terhadap suatu produk dari seorang atau beberapa orang lain.
- § Saluran komunikasi non pribadi, yaitu saluran komunikasi yang diarahkan kepada banyak orang misalnya melalui media, promosi penjualan, acara-acara tertentu, serta hubungan masyarakat (public relation / PR). Saluran komuni kasi melalui hubungan masyarakat pada prisipnya meliputi dua arah yaitu; bersifat internal ditujukan kepada para staf dan seluruh pegawai, dan secara exsternal ditujukan kepada masyarakat luas sebagai pasar sasaran.
- Bauran Komunikasi Pemasaran.
Bauran komunikasi pemasaran pada prinsip
nya komunikasi pemasaran yang meng gunakan berbagai macam kegiatan
dengan tujuan mengefektifkan dan mengefisiensikan proses komunikasi
pemasaran. Bauran komu nikasi pemasaran dapat menggunakan delapan model
komunikasi utama, yaitu :
- § Iklan, menjangkau pembeli yang tersebar luas secara geografis, dan dapat bersifat pengulangan, penguatan ekspresivitas, dan impersonalitas.
- § Promosi penjualan, dengan mengunakan potongan harga, doskon, hadiah, vocher, dll guna menarik perhatian pembeli.
- § Hubungan masyarakat dan publisitas, hal ini sangat tepat pada situasi bila pasar memiliki persepsi yang tidak sesuai dari yang dinginkan oleh pemasar. Kotlet & Keller menjelaskan ada tiga kualitas yang berbeda, antara lain ; kredebilitas tinggi, kemampuan untuk mencapai pembeli, dan dramatisasi.
- § Acara dan pengalaman, keuntungannya adalah; relevan, melibatkan, implisit.
- § Pemasaran langsung, memiliki banyak bentuk antara lain; melalui telepon, on-line, dan lainnya.
- § Pemasaran interaktif, memiliki tiga karakteristik antara lain; penyesuaian, terkini, interaktif.
- § Pemasaran dari mulut ke mulut, hal ini dapat bersifat on-line atau of-line, dimana memiliki tiga karakteristik antara lain; kredibel, pribadi, tepat waktu.
- § Penjualan personal. Model ini paling efektif terutama pada tahap pembentukan pembelian selanjynya, terutama dalam membentuk preferensi, kenyakinan, dan tindakan dua orang atau lebih. Model ini memiliki tiga kekuatan antara lain; interaksi pribadi, pengembangan, dan respon.
- 4. Strategi Marketing Public Relation (MPR)
Strategi ini merupakan penempatan misi
perusahaan atau penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijaksanaan dan strategi tertentu
untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Marketing Public Relations merupakan perpaduan pelaksanaan program dan strategi pemasaran (Marketing Strategi Implementation) dengan aktivitas program kerja PR (Work Program of Public Relations). Dalam pelaksanaanya terdapat tiga strategi penting dalam Marketing Public Relations, (Saka, 1994:99) yaitu Push Strategy (strategi mendorong), Pull Strategy (strategi menarik), Pass Strategy (strategi mempengaruhi).
- Push Strategy (Strategi Mendorong).
Strategi ini merupakan strategi yang
digunakan untuk mendorong mengenai prospek terhadap produk/jasa baru
perusahaan agar diterima oleh masyarakat. Pada strategi ini public relations memiliki kekuatan untuk mendorong berhasilnya pemasaran.
- Pull Strategy (Strategi Menarik)
Pada strategi ini public relations memiliki
dan harus mengembangkan kekuatan untuk menarik perhatian publik.
Strategi ini digunakan untuk menarik publik agar mereka tetap
menggunakan produk/jasa perusahaan. Jika strategi ini efektif, maka akan
banyak konsumen yang bertanya ke pengecer tentang produk tersebut.
Perangkat dari pull strategy ini biasanya adalah media massa, media khusus, event sponsorship, program audiens khusus, dan lain sebagainya.
- Pass Strategy (Strategi Mempengaruhi).
Strategi ini digunakan untuk mempengaru hi gatekeeper
orang ketiga agar mendu kung dan mendorong publik untuk membeli atau
tidak dari produk/jasa perusahaan. Salah satu kegiatan strategi yang
dapat mempengaruhi khalayak adalah mengadakan kegiatan (special event) dengan
mengundang para bintang tamu terkenal. Selain itu dengan menerima tamu
kehormatan Negara untuk menginap dan menikmati fasilitas yang diberikan.
Dapat dipahami bahwa, ketiga strategi tersebut sangat penting karena
strategi ini dapat menarik pembeli/ konsumen. Dalam menjalankan
strategi-strategi Marketing Public Relations biasanya perusahaan memanfaatkan publisitas melalui media massa dan mengandalkan kepercayan massa untuk menarik simpati publik.
Merujuk dari pendapat Philip Kotler dalam Kasali (1994:12) yang menampilkan gagasan Mega Marketing, yaitu dengan memasukkan unsur dua “P” baru. Bila sebelumnya hanya “4P” (Product Price. Place, Promotions), maka dua unsur tambahan tersebut adalah (Power dan Public Relations), sehingga selanjutnya menjadi formula 6P.
Artinya untuk pola 4P itu
sifatnya konvensial, mudah dikontrol karena korelasi atau hubungan
komponen yang berwujud dan dapat diukur. Sedangkan untuk 2P (power)
yaitu kekuatan opini, persepsi, tanggapan, dan tujuan yang hendak
dicapai oleh PR sulit diukur dan masalah citra atau kepercayaan itu
hasilnya sulit untuk diketahui tolok ukurnya dan sulit dikontrol karena
bersifat kualitatif (Ardianto, 2004:33). Rumusan PENCILS yang biasa dilakukan dalam kegiatan MPR Ruslan (2000:13-15), yaitu :
- a. Publication (Publikasi dan Publis itas).
Setiap fungsi dan tugas PR adalah
menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui
berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau
organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas
PR adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerja
sama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra
lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Diketahui bahwa setiap fungsi Public Relations adalah
menyelengga rakan publikasi. Publikasi tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk mendapat citra positif perusahaan, serta dapat juga meningkatkan
pengetahuan mengenai perusahaan.
- b. Event (Penyusunan program acara).
Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special event)
yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus
sifatnya utnuk mempengaruhi opini publik. Beberapa jenis kegiatannya
termasuk Callender Event, Special Event, dan Moment Event.
- c. News (Menciptakan berita).
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan bulletin dan lain-lain yang biasanya mengacu teknis penulisan 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) dengan
sistematika penulisan “piramida terbalik”. Untuk itulah mau tidak mau
harus mempunyai kemampuan untuk menulis, karena sebagian besar tugasnya
untuk tulis-menulis (PR writing), khususnya dalam menciptakan publisitas.
- d. Community involvement (Kepedulian nya pada komunitas).
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations Officer adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (community relations and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
- e. Inform or image (Memberitahukan atau meraih citra).
Ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberitahukan sesuatu kepada public atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif dari suatu proses “nothing” diupayakan menjadi ‘something’. Dari tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra.
- f. Lobbying and Negotiation (Pende katan dan Bernegosiasi).
Keterampilan untuk melobi secara
pendekatan pribadi dan kemudian kemampuan bernegosiasi sengat dibutuhkan
bagi seorang PRO, agar semua rencana, ide, atau gagasan kegiatan suatu
lembaga atau organisasi sebelum dimasyarakatkan perlu memperoleh
dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh sehingga timbul
saling menguntungkan (win-win solution).
- g. Social Responsibility (Tanggung jawab social).
Aspek tanggung jawab dalam dunia PR
adalah cukup penting, tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi
lembaga atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga
kepedulian kepada masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh
simpati dan empati dari khalayaknya. Hal ini dalam fungsi PR (corporate function) terdapat fungsi yang berkaitan dengan social marketing.
- 5. Strategi Memperluas Pasar
Jauh dibalik penilaian bisnis yang
sedang berjalan, perencanaan strategi harus menentukan bisnis masa depan
dan arah bisnis yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Dalam
merencanakan strategi, manajemen perusahaan pertama-tama perlu meninjau
kembali apakah terdapat peluang lebih jauh untuk meningkatkan prestasi
bisnis yang ada sekarang. Ansoff telah menyarankan sebuah kerangka yang
bermanfaat dalam menentukan strategi, yang dikenal dengan kisi perluasan
produk/pasar (produk market expansion grid) menunjukkan kisi
perluasan produk/pasar. Ada tiga strategi yang dapat dilaksanakan
perusahaan yaitu strategi penerobosan pasar (penetrasi), strategi pengembangan pasar (ekspansi), dan strategi pengembangan produk (stay).
- a. Strategi Penerobosan Pasar (Penetra tion).
Di sini perusahaan mencari jalan untuk
meningkatkan pangsa pasar bagi produknya saat ini dalam pasar-pasar
mereka sekarang. Ada tiga cara pokok yang dapat dijalankan oleh
perusahaan, yaitu:
- Meningkatkan Jumlah Pembeli Pada Segmen Yang Sama.
Untuk meningkatkan jumlah pembeli,
perusahaan harus memperbesar kesediaan pelanggan untuk membeli produk,
atau kedua-duanya. Kesediaan membeli dapat ditingkatkan dengan
memperlihatkan manfaat – manfaat yang sudah ada pada produk. Kemampuan
membeli dapat ditingkat kan dengan menawarkan pembelian secara kredit,
atau mempertinggi kemudahan mendapatkan produk (dengan memperbanyak
distributor, mempersering pengiriman, atau mengurangi tingkat kehabisan
persediaan).
- Menaikkan Frekuensi Pembelian.
Untuk menaikkan frekuensi pembelian
biasanya dapat dicapai dengan memberikan informasi mengenai
penggunaan-penggunaan yang baru untuk suatu produk (meluaskan penggunaan
produk).
- Menaikkan Jumlah Pembelian.
Untuk menaikan jumlah pembelian dapat
capai dengan memberikan harga yang lebih rendah, memberikan
discount-discount, kemasan volume khusus, atau pengemasan kembali (repackaging) produk dengan cara khusus dan lebih memudahkan pemakainnya.
- b. Strategi Pengembangan Pasar (Eks pansi).
Perusahaan perlu mencari pasar-pasar
baru yang kebutuhannya mungkin dapat dipenuhi oleh produk perusahaanya
sekarang. Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu :
- Pasar Geografis Baru.
Perusahaan mungkin perlu memperluas kegiatan usahanya ke lokasi baru pada tingkat regional, nasional, atau internasional.
- Segmen Baru.
Perusahaan perlu menguji apakah terdapat
banyak pemakai potensial di suatu tempat, yang tidak membeli produk,
tetapi minatnya tinggi. Jadi, apabila perusahaan telah menjual produknya
ke pasar konsumen, perusahaan mungkin dapat manjual ke pasar organisasi
(segmen baru).
- Evaluasi Operasi.
Perusahaan mungkin perlu mengarah kan
strateginya ke konsumen yang tidak pernah menggunakan atau membeli, agar
konsumen tersebut berminat membeli (evaluasi).
- c. Strategi Pengembangan Produk (Ber tahan/Stay).
Perusahaan perlu memperhatikan kemung
kinan dilaksanakannya pengembangan produk baru atau menyempurnakan
produk-produknya bagi pasarnya yang sekarang. Terdapat empat cara yang
dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu :
- High Margin.
Perusahaan mungkin perlu memilihara
kepuasan konsumen terhadap prestasi produk dengan cara mempertahankan
citra mutu yang konsisten. Dengan adanya kepuasan, maka konsumen akan
loyal terhadap perusahaan. Jadi untuk meningkatkan volume penjualan,
perusahaan dapat melaksanakan strategi kualitas tetap harga dinaikkan (high margin) dengan target para konsumen yang telah loyal.
- Cost Reduction
Dalam meningkatkan volume penju alan perusahaan perlu menurunkan biaya-biaya produksinya misal dengan mass product, sehingga harga produk dapat diturunkan dengan kualitas tetap.
- Product Mix
Perusahaan mungkin perlu mengem bangkan
produk baru untuk mening katkan penjualannya, seperti misalnya
mengembangkan versi baru, bentuk atau kemasan baru dan lain-lain.
- Diversifikasi
Perusahaan dapat melaksanakan strategi
ini jika peluang emas telah ditemukan diluar bisnis yang dijalankan saat
ini. Dalam pelaksanaan nya dapat dilakukan melalui tiga jenis
diversifikasi antara lain : strategi diversifikasi fisik, strategi
diversifikasi horizontal, strategi diversifikasi konglomerat.
- d. Media Out of Home.
Bentuk pomosi media luar ruang atau out of home seperti billboard, papan nama (signboard) , poster dan banner (spanduk)
memberikan peluang promosi untuk dapat menjangkau banyak konsmen yang
biasanya terpasang pada perempatan jalan atau di sisi jalan menghadapi
ke pengemudi kendaraan kini semakin semarak, Billboard sebagai media outdoor promotion
intensitas dan dampaknya akan berbeda dari jenis konstruksi yang
dimiliki, Neon Box dalam ukuran 4m x 8m memiliki impact yang sebanding
dengan bilboard yang berukuran 8m x 16m, mengapa? Hal ini disebabkan neonbox memberikan rangsangan yang lebih kuat dibanding dengan billboard yang hanya diterangi oleh beberapa lampu HIPT 400 Watt.
Visual pada outdoor promotion sangat menentukan keberhasilan kefektifan selalin posisi strategis yang dimiliki. Dalam perkembangan out of home, gedung
juga dapat dijadikan sarana promosi, khususnya gedung bertingkat dengan
penampang kaca pada salah satu sisi gedung yang menghadap ke jalan
dengan menggunakan stiker becklight becklight yaitu apabila dari dalam gedung visual tidak terlihat sedangkan dari luar gedung visual terlihat jelas. Kelebihan outdoor dengan jenis bilboard memngkinkan
penggantian pesan berkali-kali tanpa membutuhkan biaya bongkar pasang
yang tinggi. Pelarangan terhadap jalur hijau di sejumlah ruas jalan yang
justru sangat potensial untuk meraih massa yang lebih banyak disebabkan
oleh peraturan pemerintah mengenai ketertiban, keindahan dan estetika
Kota. Namun semakin sempit ruang penenmpatan outdoor akhirnya memunculkan ide-ide baru dalam out of home media yaitu melalui wall painting pada sejumlah toko dan bangunan. Sayangnya kelebihan, out of home media dibanding
dengan sebuah tayangan iklan di televisi masih kalah jauh dalam
perolehan cakupan raihan, namun memiliki kelebihan frekuensi yang lebih
tinggi, jika pada iklan di televisi audence dapat melakukan pengabaian pesan dengan berpindah ke saluran lainnya, maka jika daya rangsangan pada billboard atau nionbox tinggi pengabaian pesan dapat diperkecil. Setiap kali audence melalui jalan tersebut dalam sehari menuju ke kantor atau ke pusat pertokoan maka audence tanpa disadari melihat visual yang terpampang pada billboard atau neonbox, inilah salah satu kelebihan dari out of home.
Komunikasi pemasaran terkait dengan MPR membagi media atas beberapa bagian, antara lain :
- a. Media Komunikasi Kelompok.
Media kelompok biasanya dipergunakan
pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan kelompok tertentu seminar,
diskusi panel, atau pameran. Seperti disebutkan bahwa exhibition atau pameran juga menggunakan media kelompok, bentuk media kelompok ini diantarannya adalah video presentation dalam layar lebar, poster display atau folder. Mengapa poster dimasukan
ke dalam media kelompok? Hal ini disebabkan karena ukuran dari visual
yang cukup kecil dan dan hanya dapat dibaca atau dilihat dalam ruang
yang terbatas. Poster sendiri diproduksi dalam jumlah yang
cukup besar, dengan demikian dibutuhkan penempatan dalam jarak yang
dekat dengan pengunjung. Dalam pemasangan poster pada tembok-tembok
dinding rumah ternyata menghadirkan sebuah problema baru, sehingga poster ini
tidak memperhatikan estetika dan keindahan akam mudah di rusak
khususnya oleh pemilik bangunan atau pemerintah setempat. Kadang-kadang
juga terlihat penutupan poster lainya milik pesaing produk.
- b. Media Komunikasi Personal.
Dalam kegiatan direct selling, komunikasi
yang dilakukan dengan menggunakan media komunikasi personal, dimana
sales berhadapan langsung dengan konsumen atau konsumen mengetahui
informasi tentang sebuah produk berasal dari selebaran, surat, atau facsimile. Ketika
seorang sales berhadapan langsung dengan konsumen, senjata yang selalu
disiapkan adalah beberapa informasi mengenai produk yang biasa disebut
sebagai marketing kits. Catalouge, Company Profile dan folder merupakan bagian dari sebuah marketing kits termasuk diantarannya form-form perjanjian dan kwitansi pembelian. Catalogue, company profile dan folder berisi
sebagai informasi yang dibutuhkan oleh konsumen untuk mengetahui sejauh
mana kelebihan sebuah produk dan servis yang ditawarkan.
Kesimpulan
Kegiatan pemasaran yang dimplementasikan
berdasarakan desain strategi yang telah direncanakan berdasarkan pada
hasil analisa kondisi persaingan industry suatu produk pada berbagai
tingkatan siklus hidup produk, perlu kiranya dikomunikasikan antara
perusahaan kepada pasar sasaran (target market). Dalam kegiatan ini komunikasi pemasaran menjadi sangat penting, karena melalui komunikasi pemasaran yang tepat sesuai dengan culture, life style, buying habits, pola
konsumsi konsumen, media komunikasi, dan lain-lainnya konsumen sasaran
atau pembeli akan dapat dengan mudah mengetahu produk yang dicari.
Bahkan dengan komunikasi pemasaran pembeli dapat dengan mudah mengetahui
apa kegunaan produk, dapat dikonsumsi oleh siapa, bagaimana cara
memperolehnya, dimana barang tersebut dapat diperoleh, seperti apa
kulitasnya, berapa harganya, kepada siapa berkonsultasi bila terjadi
penyimpangan nilai, sehingga konsumen merasa tidak salah mengunakan
produk tersebut.
Strategi pemasaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang pemasar (marketer)
bagaimana seharusnya suatu produk itu dapat memenangkan persaingan
industrinya di pasar, memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan
pasar sasarannya. Tidak hanya sekedar memenuhi tetapi dapat memberikan
kepuasan sesuai yang dicarai oleh konsumen atau pasar sasaran.
Satu hal yang menarik terhadap
komunikasi pemasaran adalah dapat menjangkau informasi kepada konsumen
dimanapun berada, dan biayanya dengan kemajuan teknologi internet biaya
komunikasi pemasaran menjadi sangat murah atau dengan kata lain biaya
murah dapat memberi pengaruh yang sangat besar (low cost hight impact)
terhadap eksistensi persaingan produk tersebut di pasar. Sesuai dengan
peran komunikasi pemasaran di dalam pengembangan informasi suatu produk
yang dipasarkan maka dapat memperluas segmen pasar, sesuai dengan target market yang dituju oleh produk tersebut dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan (need, wont, demand) pasar.
Daftar Pustaka
Abadi & Saka. Marketing Public Relations (Upaya Memenangkan Persaingan Melalui Pemasaran Yang Komunikatif). LMFEUI, Jakarta, 1994.
Ardianto, Elvinaro. Public Relations Suatu Pendekatan Praktis. Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2004.
Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.
Bobbit, Randy dan Sullivan, Ruth. Developing the Public Relations Campaign. Pearson Education Inc, USA, 2005.
Brannan, Tom. Integrated Marketing Communications Memadukan Upaya Public Relations, Iklan dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merek. Penerbit PPM, Jakarta, 2005.
Duncan, Tom. IMC:Using Advertising and Promotion to Build Brands. The Mc Graw – Hill Companies Inc, New York 2002.
Harris, L.Thomas. The Masketer’s Guide To Public Relations. John Willey da Sonc Inc, New York, 1991.
Jackman, Ann. How To Negotiate: Teknik Sukses Bernegosiasi. Erlangga, Jakarta 1995.
Jefkins, Frank. Public Relations. Edisi Keem pat, Erlangga, Jakarta, 1995.
Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994.
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Marketing Management. 13th Edition, Erlangga, Jakarta, 2009.
Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Humas. Ghalia Indonesia dan UMM Press, Jakarta, 2002.
Lattimore. Public Relations The Profession and The Practice. McGrow-Hill Companies Inc, New York, 2004.
Mahmud, Mahiddin. Hubungan Masyarakat Modul Kesatu. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004.
Moleong, Lexy. J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
Moore, Frazier. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
Partao, Zainal Abidin. Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations. PT Indeks, Jakarta, 2006.
Pickton, David dan Broderick, Amanda. Integrated Marketing Commuunications. Financial Times Prentice Hall, London, , 2001.
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995.
Rifon, Nora. J.. Congruence Effect in Sponsorship: The Mediating Role of Sponsor Credibility and Consumer Attributions of Sponsor Motive. Journal of Advertising, Spring, 2004.
Rumanti, Maria Assumpta. Dasar-Dasar Public Relations, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2002.
Ruslan, Rosady. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998.
Ruslan, Rosady. Manajemen Humas dan Komunikasi Konsep dan Aplikasi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta, 2002.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi Edisi Revisi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003.
Shimpi, Terence A.. Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasar an Terpadu. Edisi Ke-lima Jilid-1, Erlangga, Jakarta, 2000.
Sulaksana, Uyung. Integrated Marketing Communications Teks dan Kasus. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003.
Suradika, H. Agus. Metode Penelitian Sosial. UMJ Press Jakarta, 2000.
Walker, Orville C, dkk.. Marketing Strategy Planning and Implementation Third Edition. Irwin McGraw-Hill, Singapore, 1999.
Yin, Robert K. Studi Kasus (Desain dan Metode). PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar